Bagi para penderita hipertensi (tekanan darah tinggi), kita tidak boleh sembarangan dalam menjalani program keluarga berencana (KB). Para dokter kini menyarankan beberapa KB yang cocok untuk penderita tekanan darah tinggi dengan tujuan mencegah komplikasi atau resiko masalah kesehatan lainnya.
Pihak keluarga yang ingin menjalankan program Keluarga Berencana (KB) perlu tahu bahwa riwayat kesehatan sangat berperan penting demi kelancaran KB. Sebaiknya pilih metode KB yang sesuai dengan kondisi medis Anda, dan konsultasikan dengan dokter kandungan sebelum memutuskan.
Daftar isi
- 1 Daftar KB yang Cocok untuk Penderita Tekanan Darah Tinggi
- 2 FAQ
- 2.1 Apa saja metode kontrasepsi yang aman bagi penderita tekanan darah tinggi?
- 2.2 Apakah aman menggunakan pil kontrasepsi hormonal bagi penderita tekanan darah tinggi?
- 2.3 Bagaimana pengaruh kontrasepsi hormonal terhadap tekanan darah pada wanita dengan riwayat tekanan darah tinggi?
- 2.4 Apakah spiral tembaga aman digunakan oleh penderita tekanan darah tinggi?
- 2.5 Adakah kontrasepsi tanpa efek samping terhadap tekanan darah untuk penderita hipertensi?
- 3
Daftar KB yang Cocok untuk Penderita Tekanan Darah Tinggi
Tentunya penderita hipertensi dapat menggunakan beberapa jenis alat kontrasepsi yang aman.
Walaupun tidak semua metode kontrasepsi bisa digunakan secara bebas, namun setidaknya bisa membantu memberikan kenyamanan dan keamanan.
Penasaran dengan KB khusus bagi penderita hipertensi, ada 7 jenis kb yang cocok untuk penderita tekanan darah tinggi, berikut ini adalah penjelasannya:
1. Pil Laktasi
Pernah mengonsumsi pil laktasi sebelumnya? Pil laktasi atau pil KB memiliki kandungan hormon progesterone yang aman digunakan para penderita hipertensi.
Jenis pil laktasi biasanya berisi 28 butir, kemudian tiap pilnya mengandung 0,5 mg hormon progesteron atau linestrenol.
Sampai saat ini, pil laktasi telah terbukti aman dan memberikan efektivitas mencapai 91% dalam mencegah kehamilan pada wanita.
Bukan hanya cocok untuk para penderita hipertensi, tetapi juga menjadi pilihan umum bagi ibu rumah tangga yang tidak memiliki masalah kesehatan.
Pil KB untuk hipertensi memang sepenuhnya aman, akan tetapi kita harus memperhatikan dosis yang tepat dalam pemakaiannya.
Jika terlalu sembrono dalam mengonsumsi dosis pil KB, takutnya malah membuat tekanan darah lebih tinggi dari kadar sebelumnya.
2. KB Implan
Selain pil laktasi, KB implan juga cocok dikonsumsi oleh para penderita darah tinggi untuk program mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Bagaimana cara penggunaannya? Dokter biasanya menyuntikkan batang kecil pada lengan pasien untuk mengaplikasikan KB implan.
KB yang cocok untuk penderita tekanan darah tinggi kali ini bisa melepaskan hormon progestin guna mencegah terjadinya ovulasi.
Tidak kalah dengan pil laktasi, KB implan ternyata mampu memberikan efektivitas 99% dalam mencegah terjadinya pembuahan pada rahim wanita.
3. Suntik KB
Banyak ibu rumah tangga yang memilih rutin suntik KB untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Karena layanan suntik KB lebih murah, maka cocok semua penderita hipertensi cocok menggunakan KB jenis ini.
Bagi para penderita hipertensi juga bisa suntik KB 3 bulan sekali, namun perhatikan kadar darahnya.
Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), wanita yang memiliki tekanan darah sekitar 160/100 mmHg tidak dianjurkan melakukan suntik KB.
Jika kita masih memaksakannya, malah akan menimbulkan gangguan kesehatan seperti pusing, mual bahkan pingsan.
KB untuk hipertensi haruslah aman dan tidak menimbulkan gangguan kesehatan serius bagi para penggunanya.
Walaupun suntik KB terbukti efektif mencegah kehamilan, sebaiknya kita tetap melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu kepada tenaga kesehatan berpengalaman.
4. IUD Tembaga
IUD tembaga berbentuk perangkat huruf “T”, dokter dapat memasukkan perangkat IUD ke dalam rahim wanita untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Pada dasarnya, semua penderita hipertensi dapat menggunakan alat kontrasepsi ini karena tidak memerlukan kriteria kesehatan tertentu.
Bagaimana cara kerja IUD? Ketika perangkat dimasukkan ke dalam tubuh, maka akan melepaskan hormon progestin dalam tubuh.
Karena bebas hormon, maka alat kontrasepsi ini termasuk dalam kategori yang cocok untuk penderita tekanan darah tinggi.
Berdasarkan pengalaman, alat kontrasepsi IUD mampu bertahan selama 10 tahun untuk sebagian wanita.
Tidak perlu khawatir, perangkat kontrasepsi sudah terbukti aman dan bisa memberikan efektivitas sampai 99% dalam mencegah kehamilan.
5. Kondom
Kalangan wanita bukan satu-satunya yang bisa menggunakan alat kontrasepsi ini; pria juga bisa menggunakannya saat berhubungan intim.
Walaupun ektifitas dalam mencegah kehamilan kurang optimal, namun kondom termasuk alat kontrasepsi yang bisa mencegah penyakit IMS.
IMS (Infeksi Menular Seksual) bisa terjadi kepada siapa saja, oleh sebab itu penting memeriksakan diri ke dokter.
Faktor penyebabnya juga beragam seperti sering gonta-ganti pasangan, pola hidup tidak sehat, infeksi bakteri, dan masalah kesehatan lainnya. Tertarik menggunakannya?
Orang-orang dengan gangguan tekanan darah tinggi aman menggunakan kondom, baik pria maupun wanita.
Kita bisa membelinya bebas melalui minimarket, apotek, dan toko online.
Pastikan pemakaian kondom sudah tepat, kemudian hindari penggunaan pelumas dari bahan kimia berbahaya.
6. Tubektomi
Tekanan darah tinggi harus apa untuk mencegah kehamilan? Lakukan metode kontrasepsi yang dinamakan dengan tubektomi.
Dokter melakukan tubektomi dengan memotong atau mengikat saluran tuba falopi wanita agar sel sperma dan sel telur tidak dapat melakukan pembuahan.
Pilihan teknik tubektomi cukup beragam mulai dari bedah laparoskopi, minimalaparatomy, dan tuba implan.
Tubektomi bisa melindungi kita dari IMS (infeksi menular seksual), kemudian tingkat efektivitasnya juga mencapai angka 99,9% sama dengan metode lainnya.
7. Penggunaan Spermisida
KB yang cocok untuk penderita tekanan darah tinggi bisa melalui metode spermisida.
Untuk tujuan ini, para wanita bisa menggunakan alat kontrasepsi ini untuk membunuh sel sperma.
Spermisida bisa bantu menghambat pergerakan sperma sebelum sampai sel telur.
Spermisida memiliki berbagai macam bentuk mulai dari gel, krim, busa, vaginal contraceptive film (VCF), spermisida supositori, dan tablet.
Sebelum berhubungan seks, oleskan pada bagian vagina dekat leher rahim beberapa saat sebelumnya agar bisa bekerja saat ejakulasi.
Kesimpulan
Demikianlah 7 jenis KB yang cocok untuk penderita tekanan darah tinggi, pada dasarnya kontrasepsi (KB) memiliki 2 jenis diantaranya KB hormonal dan KB non hormonal. KB hormonal meliputi suntik KB, pil KB, dan implan KB.Sedangkan KB non hormonal meliputi IUD spiral, kondom, tubektomi, spermisida, diafragma, dan lainnya.
Manakah yang lebih aman? Sebenarnya hampir keseluruhan aman sebagai KB yang cocok untuk penderita tekanan darah tinggi. Namun, saat menggunakan KB hormonal, pasien wajib melakukan pemeriksaan medis lebih dulu. Berhubung konsepnya memasukkan hormon, dikhawatirkan dosis berlebih akan menyebabkan masalah kesehatan.
FAQ
Apa saja metode kontrasepsi yang aman bagi penderita tekanan darah tinggi?
Apakah aman menggunakan pil kontrasepsi hormonal bagi penderita tekanan darah tinggi?
Bagaimana pengaruh kontrasepsi hormonal terhadap tekanan darah pada wanita dengan riwayat tekanan darah tinggi?
Apakah spiral tembaga aman digunakan oleh penderita tekanan darah tinggi?
Adakah kontrasepsi tanpa efek samping terhadap tekanan darah untuk penderita hipertensi?
- Menguatkan Sistem Imun untuk Kesehatan Optimalby Albatha Herbal NusantaraonMei 11, 20240
- Tekanan Darah Tinggi, atau Hipertensi adalah Kondisi Medis Berbahayaby Albatha Herbal NusantaraonMei 24, 20230
- Penyebab Hipertensi Pada Anak Mudaby Albatha Herbal NusantaraonMei 16, 20230
- Makanan Penurun Darah Tinggiby Albatha Herbal NusantaraonMei 16, 20230