penyakit diabetes melitus

Penyakit Diabetes Melitus: Gula Darah Tinggi, Berapa Gula Darah Normal Seharusnya?

Diabetes Melitus atau penyakit gula darah tinggi menjadi salah satu masalah kesehatan yang serius di Indonesia. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, penyebaran tingkat penyakit diabetes di Indonesia mencapai 6,9% pada tahun 2018. Angka ini menunjukkan bahwa hampir 7 dari 100 orang dewasa di Indonesia menderita penyakit gula darah tinggi. Penyebab penyakit gula darah tinggi ini terus meningkat seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin modern dan kurang sehat.

Daftar isi

Apa itu Diabetes Melitus?

Diabetes Melitus adalah penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah (glukosa) yang terjadi akibat gangguan pada sistem metabolisme tubuh.

Diabetes melitus dapat terjadi karena berbagai penyebab, salah satunya kondisi ini terjadi karena pankreas tidak mampu memproduksi insulin yang cukup atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif.

Insulin sendiri adalah hormon yang berfungsi untuk mengatur kadar gula darah.

Perbedaan Antara Diabetes Kering dan Diabetes Basah

Pada dasarnya tidak ada suatu istilah yang membedakan antara antara diabetes kering dan diabetes basah.

Perbedaan dua karakteristik yang sering menjadi bahan diskusi di kalangan medis dan pasien yaitu diabetes kering dan diabetes basah sebenarnya hanyalah kondisi dari penyakit itu sendiri.

Yang dimaksud dengan Diabetes kering adalah kondisi diabetes pada umumnya dengan keadaan jika ada luka maka masih bisa sembuh karena aliran darah masih berjalan dengan baik untuk meregenerasi sel dan jaringan kulit baru.

Sedangkan Diabetes basah adalah kondisi diabetes dengan komplikasi adanya plak penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah sehingga jika ada luka terbuka, aliran darah tidak dapat membentuk jaringan baru pada luka sehingga luka membusuk.

Jenis-jenis Diabetes Melitus

Ada tiga jenis utama diabetes yang dikenal, yaitu:

1. Diabetes Tipe 1

Diabetes tipe 1, yang juga dikenal sebagai diabetes insulin-dependent, adalah kondisi autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel penghasil insulin di pankreas.

Akibatnya, tubuh tidak dapat memproduksi insulin yang cukup, inilah jenis diabetes yang terjadi pada anak-anak.

Jenis penyakit gula darah tinggi tipe 1 biasanya terjadi pada anak-anak dan remaja, meskipun dapat muncul pada usia berapapun.

Pengelolaan penyakit gula darah tinggi tipe 1 melibatkan pemberian insulin melalui suntikan atau pompa insulin, pemantauan kadar gula darah secara rutin, serta menjaga pola makan dan aktivitas fisik yang seimbang.

2. Diabetes Tipe 2

Diabetes tipe 2 yang lebih umum terjadi, adalah ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif atau disebut juga sebagai insulin resisten. Faktor risiko tipe 2 meliputi obesitas, usia, riwayat keluarga, dan gaya hidup yang tidak sehat.

Kondisi jenis penyakit gula darah tipe 2 lebih sering terjadi pada orang dewasa, namun kasus penyakit gula darah tinggi tipe 2 pada anak-anak dan remaja juga semakin meningkat.

Pengelolaan jenis penyakit gula darah tinggi tipe 2 ini melibatkan gaya hidup sehat, seperti menjaga pola makan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan menurunkan berat badan jika perlu.

Beberapa penderita tipe 2 mungkin juga memerlukan obat-obatan oral atau insulin untuk membantu mengontrol kadar gula darah.

3. Diabetes Gestasional

Terjadi pada wanita hamil yang mengalami peningkatan kadar gula darah selama kehamilan.

Kondisi ini biasanya bersifat sementara dan akan hilang setelah melahirkan, namun bisa meningkatkan risiko terkena penyakit gula darah tipe 2 di kemudian hari.

4. Diabetes Insipidus

Berbeda dari jenis diabetes lainnya, Diabetes insipidus adalah penyakit gula darah tinggi yang disebabkan akibat pada ginjal dan keseimbangan cairan.

Diabetes Insipidus berkaitan dengan kontrol ginjal atas keseimbangan cairan dan bukan masalah insulin.

Penyebabnya bisa kerusakan ginjal, gangguan kelenjar pituitari, atau penggunaan obat-obatan tertentu.

Pengelolaannya melibatkan terapi cairan dan pengobatan yang ditargetkan.

Berapa Kadar Gula Darah Normal?

Rentang kadar gula darah normal umumnya antara 70 hingga 140 mg/dL saat puasa dan kurang dari 200 mg/dL pada tes gula darah sewaktu.

Namun, rentang ini dapat sedikit bervariasi tergantung pada sumber yang Anda gunakan.

Ingatlah untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda dan menjaga gula darah normal berapa yang tepat untuk Anda.

Gula Darah Normal pada Wanita dan Pria

Pada umumnya, gula darah normal pada wanita dan pria tidak berbeda secara signifikan.

Rentang gula darah normal yang berlaku umumnya sama untuk kedua jenis kelamin.

Namun, ada kondisi khusus seperti kehamilan yang dapat mempengaruhi kadar gula darah pada.

Selain itu, setiap individu memiliki kondisi kesehatan yang berbeda-beda yang dapat mempengaruhi rentang gula darah normalnya.

Dalam beberapa kasus, wanita dan pria dengan kelebihan berat badan atau obesitas mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan gula darah seperti diabetes.

Oleh karena itu, menjaga berat badan yang ideal dan berolahraga secara teratur dapat membantu menjaga gula darah tetap dalam rentang normal.

Gula Darah Normal pada Lansia

Pada lansia, rentang gula darah normal pada lansia biasanya sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa pada umumnya.

Hal ini terkait dengan perubahan fisiologis yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia.

Oleh karena itu, sangat penting bagi lansia untuk melakukan pemantauan rutin dan menjaga kadar gula dalam rentang normal yang sesuai untuk kelompok usia mereka.

Penting juga bagi lansia untuk menjaga pola makan sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi.

Hindari makanan cepat saji dan makanan dengan kandungan gula dan karbohidrat yang tinggi.

Rutin berolahraga secara teratur juga dapat membantu menjaga tingkat gula dalam rentang normal.

Selain itu, lansia juga perlu mengelola stres dan tidur yang cukup sebagai bagian dari gaya hidup sehat.

Gula Darah Normal saat Puasa

Tes gula darah saat puasa merupakan salah satu cara untuk menilai kondisi gula darah Anda.

Rentang gula darah normal saat puasa umumnya kurang dari 100 mg/dL, meskipun beberapa sumber mungkin memberikan rentang yang sedikit berbeda.

Memahami tingkat kadar gula memungkinkan Anda untuk mengetahui apakah kadar gula dalam kondisi normal atau tidak.

Jika hasil tes menunjukkan bahwa kadar gula Anda di luar rentang normal, dokter atau ahli gizi dapat memberikan saran atau pengobatan yang sesuai.

Menjaga gula darah normal saat puasa juga dapat membantu mencegah risiko penyakit seperti diabetes tipe 2.

Pola makan sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi, serta olahraga teratur dan tidur yang cukup dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil saat puasa.

Gula Darah Normal pada Ibu Hamil

Selama kehamilan, sangat penting untuk memantau kadar gula untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi yang sedang tumbuh.

Kehamilan dapat mempengaruhi kadar gula darah, sehingga rentang gula darah normal pada ibu hamil dapat sedikit berbeda.

Biasanya, gula darah normal pada ibu hamil adalah kurang dari 95 mg/dL saat puasa, kurang dari 140 mg/dL setengah jam setelah makan, dan kurang dari 120 mg/dL satu jam setelah makan.

Penyebab Penyakit Diabetes Melitus

Diabetes Melitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh berbagai faktor, baik genetik maupun gaya hidup.

Berikut adalah beberapa penyebab diabetes dan faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya penyakit gula darah tinggi:

1. Faktor Genetik

Keturunan berperan besar dalam risiko seseorang terkena diabetes.

Jika orang tua atau saudara kandung Anda memiliki kadar gula darah tinggi, risiko Anda untuk mengidap penyakit ini menjadi lebih tinggi.

Namun, faktor genetik bukan satu-satunya penyebab kadar gula darah tinggi.

2. Gaya Hidup

Gaya hidup yang tidak sehat juga mempengaruhi risiko diabetes.

Beberapa faktor gaya hidup yang meningkatkan risiko penyakit gula darah tinggi meliputi:

  1. Kebiasaan makan yang buruk, seperti konsumsi makanan tinggi gula, lemak, dan kalori.
  2. Kurangnya aktivitas fisik atau olahraga.
  3. Kebiasaan merokok.
  4. Konsumsi alkohol berlebihan.
  5. Obesitas atau kelebihan berat badan.

3. Faktor Lingkungan

Selain faktor genetik dan gaya hidup, faktor lingkungan juga mempengaruhi risiko seseorang terkena penyakit gula darah tinggi.

Beberapa faktor lingkungan yang berdampak pada risiko diabetes antara lain:

  1. Polusi udara.
  2. Stres yang berkepanjangan.
  3. Kurangnya tidur berkualitas.

Dengan memahami penyebab dan faktor risiko diabetes, Anda dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk mengurangi risiko mengidap penyakit ini.

Selalu jaga kesehatan dan gaya hidup Anda agar tetap sehat dan terhindar dari penyakit kadar gula darah tinggi.

Gejala Diabetes Melitus Secara Umum

Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita diabetes di dunia, penting bagi setiap individu untuk mengenali gejala awal diabetes melitus guna mendapatkan penanganan dini.

Gejala diabetes bisa bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakit.

Namun, beberapa gejala umum yang sering dialami oleh penderita penyakit gula darah tinggi meliputi:

1. Sering Merasa Haus dan Sering Buang Air Kecil

Ketika kadar gula darah tinggi, ginjal berusaha mengeluarkan kelebihan gula tersebut melalui urine. Proses ini mengakibatkan peningkatan produksi urine, yang pada gilirannya mengakibatkan dehidrasi dan meningkatkan rasa haus.

2. Rasa Lapar yang Berlebihan

Pada penderita diabetes, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel dengan efisien, sehingga tubuh merasa kekurangan energi, meskipun asupan makanan cukup.

Hal ini menyebabkan penderita diabetes mengalami rasa lapar yang berlebihan.

3. Penurunan Berat Badan yang Tidak Dapat Dijelaskan

Meskipun makan dalam jumlah banyak, tubuh menggunakan cadangan energi dari lemak dan otot karena ketidakmampuan memetabolisme glukosa.

4. Kelelahan dan Kurang Energi

Sel-sel tubuh tidak mendapatkan pasokan energi yang cukup dari glukosa, mengakibatkan kelelahan.

5. Penglihatan Kabur

Kadar gula darah yang tinggi bisa menarik cairan dari jaringan, termasuk mata, menyebabkan lensa mata bengkak dan mengubah kemampuannya untuk fokus.

6. Luka yang Lambat Sembuh

Kadar gula darah tinggi menghambat proses penyembuhan dan mengurangi aliran darah ke area yang terluka.

7. Infeksi Kulit yang Berulang

Diabetes dapat mengurangi kemampuan tubuh dalam melawan bakteri, menyebabkan penderita lebih rentan terhadap infeksi.

8. Kadar Gula Darah yang Tidak Stabil

Tanpa kontrol yang tepat, gula darah bisa mengalami fluktuasi ekstrem, baik meningkat maupun menurun drastis.

Memahami gejala awal diabetes melitus dengan mendalam adalah langkah pertama dalam mendeteksi dan mengendalikannya.

Penting untuk berkonsultasi dengan ahli medis jika Anda mengalami gejala-gejala di atas untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan penanganan yang tepat.

Cara Mendiagnosis Diabetes

Untuk mendiagnosis penyakit gula darah tinggi, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan, seperti:

1. Tes Glukosa Darah Sewaktu (GDS)

Pemeriksaan kadar gula darah tanpa memperhatikan waktu makan terakhir.

Jika hasilnya lebih dari 200 mg/dL dan disertai gejala gula darah tinggi, dokter akan mendiagnosis pasien dengan hasil positif.

2. Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)

Pasien akan diminta untuk puasa selama 8-12 jam, kemudian minum larutan glukosa.

Kadar gula darah akan diukur sebelum dan 2 jam setelah minum larutan tersebut.

Jika hasilnya lebih dari 200 mg/dL, pasien akan didiagnosis dengan penyakit gula darah tinggi.

3. Tes Hemoglobin A1c (HbA1c)

Tes ini mengukur rata-rata kadar gula darah selama 2-3 bulan terakhir.

Jika hasilnya 6,5% atau lebih, pasien akan didiagnosis dengan hasil positif.

Deteksi dini gula darah tinggi sangat penting untuk mencegah komplikasi yang serius, seperti penyakit jantung, stroke, kerusakan ginjal, kebutaan, dan amputasi.

Dengan mengetahui gejala dan melakukan pemeriksaan secara rutin, penderita penyakit gula darah tinggi dapat segera mendapatkan pengobatan yang tepat dan mengontrol kadar gula darahnya, sehingga dapat menjalani kehidupan yang lebih sehat dan berkualitas.

Komplikasi Diabetes Melitus yang Dapat Terjadi

Diabetes melitus, khususnya yang tidak terkontrol dengan baik, dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang dapat mempengaruhi hampir setiap bagian dari tubuh Anda.

Memahami komplikasi diabetes melitus tidak hanya meningkatkan kesadaran tetapi juga mendorong pencegahan yang lebih baik.

Berikut beberapa komplikasi serius yang dapat terjadi akibat diabetes melitus:

1. Neuropati Diabetik

Diperkirakan hingga 50% penderita diabetes akan mengalami neuropati. Ini adalah kondisi di mana kadar gula darah yang tinggi merusak saraf di tubuh, biasanya mempengaruhi kaki dan kaki.

Gejala awal mungkin termasuk kesemutan, nyeri, atau mati rasa di kaki dan tangan.

2. Penyakit Ginjal (Nefropati)

Ginjal memainkan peran krusial dalam menyaring limbah dari darah. Akibat komplikasi diabetes pada ginjal maka dapat merusak unit penyaringan ini, menyebabkan kehilangan kemampuannya untuk menyaring dengan baik.

Dalam kasus yang lebih parah lagi, hal ini dapat menyebabkan penyakit gagal ginjal.

3. Retinopati Diabetik

Komplikasi diabetes melitus pada mata ini mempengaruhi kemampuan penglihatan dan dapat mengarah ke kebutaan.

Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah di retina mata, menyebabkan pendarahan dan mengaburkan penglihatan.

4. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

Komplikasi diabetes melitus pada jantung meningkatkan risiko aterosklerosis (pembuluh darah yang mengeras), yang dapat mengarah pada serangan jantung, stroke, dan penyakit pembuluh darah lainnya.

5. Penyakit Kaki Diabetik

Infeksi, ulkus (luka diabetes), dan gangren (kematian jaringan) adalah komplikasi diabetes yang bisa berakibat pada amputasi kaki atau anggota gerak lainnya.

6. Gastroparesis

Ini adalah kondisi di mana lambung memperlambat atau berhenti memindahkan makanan ke usus kecil. Ini adalah komplikasi neuropati yang mempengaruhi lambung.

7. Hipertensi

Meskipun bukan komplikasi langsung, banyak orang dengan diabetes melitus juga menderita hipertensi, yang meningkatkan risiko kondisi kesehatan serius lainnya.

Mengingat banyaknya komplikasi yang terkait dengan diabetes melitus, penting untuk memantau dan mengendalikan kadar gula darah dengan rutin, serta menjalani pemeriksaan kesehatan teratur. Di sisi lain, pola makan sehat, olahraga rutin, dan pengobatan yang tepat dapat membantu mencegah atau memperlambat perkembangan komplikasi ini.

Menu Sehari-Hari untuk Penderita Diabetes

Menyusun menu sehari-hari yang sehat dapat membantu penderita diabetes menjaga gula darah tetap stabil. Pastikan menu Anda mengandung sayuran, buah-buahan, protein rendah lemak, serta karbohidrat kompleks seperti nasi merah atau roti gandum. Jangan lupa untuk memperhatikan porsi makan yang seimbang.

Waktu MakanMakanan
Sarapan
  • Roti gandum dengan telur dadar dan sayuran
  • Yoghurt rendah lemak dengan buah-buahan dan oatmeal
  • Smoothie sayuran dan buah-buahan
Snack Pagi
  • Alpukat atau telur rebus
  • Kacang-kacangan
  • Buah-buahan segar
Makan Siang
  • Ayam panggang/tumis dengan sayuran hijau
  • Salad dengan protein rendah lemak seperti ikan atau tahu
  • Lauk protein rendah lemak seperti ikan atau tahu
Snack Sore
  • Kacang-kacangan
  • Buah-buahan segar
  • Yoghurt rendah lemak
Makan Malam
  • Ikan panggang/tumis dengan sayuran hijau
  • Sup rendah lemak dan sayuran
  • Salad dengan protein rendah lemak seperti tahu atau ayam tanpa kulit
Snack Malam
  • Kacang-kacangan
  • Buah-buahan segar
  • Susu rendah lemak tanpa tambahan gula

Ingatlah bahwa setiap individu memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda-beda. Penyesuaian menu dengan kondisi kesehatan pribadi dan konsultasi dengan dokter atau ahli gizi dapat membantu menyusun meal plan yang tepat.

Cara Mengobati Penyakit Diabetes Melitus

pengobatan penting untuk jantung, diabetes, darah tingig dan kolesterol

Cara mengatasi diabetes memerlukan perpaduan antara pengobatan medis, terapi gaya hidup, dan pemantauan kadar gula darah secara rutin.

Berikut ini beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengelola kadar gula darah:

1. Pengobatan Medis

Pengobatan medis untuk diabetes meliputi:

  • Insulin: Penderita diabetes tipe 1 memerlukan suntikan insulin untuk mengontrol kadar gula darah.
  • Obat oral: Untuk diabetes tipe 2, dokter mungkin meresepkan obat yang membantu mengontrol gula darah, seperti herbal cardiomed, metformin atau glimepiride.
  • Terapi penggantian hormon: Wanita dengan diabetes gestasional mungkin memerlukan terapi hormon untuk mengontrol kadar gula darah normal wanita.

2. Terapi Gaya Hidup

Terapi gaya hidup sangat penting dalam mengelola kadar gula darah. Beberapa perubahan gaya hidup yang dapat membantu mengontrol kadar gula darah meliputi:

  • Pola makan sehat: Konsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah, seperti sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian.
  • Aktivitas fisik: Lakukan olahraga secara rutin untuk membantu mengontrol gula darah dan berat badan.
  • Berhenti merokok: Merokok dapat memperparah komplikasi penyakit ini, seperti penyakit jantung dan stroke.
  • Pengelolaan stres: Teknik relaksasi, seperti yoga dan meditasi, dapat membantu mengurangi stres yang berdampak pada gula darah.

3. Pemantauan Kadar Gula Darah

Pemantauan kadar gula darah secara rutin sangat penting untuk memastikan pengobatan dan terapi gaya hidup efektif dalam mengontrol glukosa.

Beberapa cara pemantauan meliputi:

  • Tes gula darah di rumah: Gunakan alat pengukur gula darah untuk memantau kadar gula darah Anda secara rutin.
  • Pemeriksaan hemoglobin A1c: Tes ini menilai rata-rata kadar gula darah Anda selama 2-3 bulan terakhir.

Dengan mengikuti pengobatan medis, terapi gaya hidup, dan pemantauan kadar gula darah secara rutin, Anda dapat mengelola kadar gula darah dengan sukses dan menjaga kualitas hidup yang baik.

Cara Mencegah Kadar Gula Darah Tinggi

Mengelola kadar gula darah merupakan tantangan yang harus dihadapi dengan perubahan gaya hidup yang sehat.

Berikut adalah beberapa kiat untuk menjalani hidup sehat dengan diabetes:

1. Makanan Sehat untuk Penderita Diabetes

makanan sehat untuk menjaga tubuh

Makanan sehat sangat penting untuk membantu mengontrol kadar glukosa darah.

Berikut adalah beberapa makanan yang baik untuk penderita diabetes:

  • Sayuran hijau: Brokoli, bayam, dan kale kaya akan serat dan rendah kalori, yang baik untuk mengontrol glukosa darah.
  • Protein tanpa lemak: Pilih sumber protein tanpa lemak seperti dada ayam, ikan, dan kacang-kacangan untuk membantu menjaga berat badan.
  • Karbohidrat kompleks: Gantilah karbohidrat sederhana dengan karbohidrat kompleks seperti quinoa, gandum utuh, dan biji-bijian untuk menciptakan rasa kenyang lebih lama dan mengontrol glukosa darah.
  • Buah-buahan: Pilih buah-buahan dengan indeks glikemik rendah seperti apel, jeruk, dan stroberi untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil.

2. Olahraga yang Baik untuk Penderita Diabetes

makan yang sehat dan berolahraga

Olahraga secara teratur merupakan kunci dalam mengelola glukosa dalam darah.

Berikut adalah beberapa olahraga yang baik untuk penderita diabetes:

  • Berjalan kaki: Berjalan kaki merupakan olahraga ringan yang mudah dilakukan dan dapat membantu mengontrol glukosa darah.
  • Bersepeda: Bersepeda adalah olahraga kardio yang baik untuk menjaga kesehatan jantung dan mengontrol kadar gula dalam darah kita.
  • Yoga: Yoga membantu mengurangi stres dan meningkatkan fleksibilitas tubuh yang baik untuk penderita penyakit ini.
  • Latihan kekuatan: Latihan kekuatan seperti angkat beban dan push-up dapat meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin dan membantu mengontrol glukosa darah.

3. Manajemen Stres untuk Penderita Penyakit Gula Darah

Stres dapat mempengaruhi glukosa darah, sehingga penting untuk mengelola stres dengan baik. Berikut adalah beberapa cara mengatasi stres untuk penderita gula darah tinggi:

  1. Meditasi: Meditasi membantu meredakan stres dengan meningkatkan kesadaran dan ketenangan pikiran.
  2. Teknik pernapasan: Latihan pernapasan dalam dan perlahan dapat membantu mengurangi stres dan mengontrol glukosa darah.
  3. Konseling: Bicarakan perasaan dan kekhawatiran Anda dengan seorang konselor atau terapis untuk membantu mengatasi stres yang berhubungan dengan penyakit ini.
  4. Hobi: Luangkan waktu untuk mengeksplorasi hobi atau kegiatan yang Anda nikmati, seperti seni, musik, atau berkebun, untuk membantu mengurangi stres.

Kesimpulan

Dengan mengikuti kiat-kiat di atas, Anda dapat menjalani hidup sehat dengan diabetes dan mengontrol kadar gula darah dengan lebih baik agar menjadi normal. Kesadaran akan perlunya pencegahan dan pengendalian gula darah perlu ditingkatkan agar masyarakat dapat terhindar dari komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit ini.

Pertanyaan Yang Sering Diajukan Tentang Diabetes

Diabetes adalah kondisi kronis yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa (gula) dalam darah. Hal ini terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi atau menggunakan insulin dengan baik, yang merupakan hormon yang membantu mengatur kadar glukosa dalam darah dan memungkinkan sel-sel tubuh menggunakan glukosa sebagai sumber energi.

Diabetes disebabkan oleh berbagai faktor, tergantung pada jenisnya. Terdapat dua jenis diabetes utama:

  • Diabetes Tipe 1: Diabetes tipe 1 disebabkan oleh gangguan sistem kekebalan tubuh yang menyerang dan merusak sel-sel pankreas yang menghasilkan insulin. Hal ini mengakibatkan kurangnya insulin dalam tubuh untuk mengatur kadar glukosa dalam darah.
  • Diabetes Tipe 2: Diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh tidak merespons insulin dengan baik atau tidak memproduksi cukup insulin. Faktor risiko diabetes tipe 2 meliputi kelebihan berat badan, gaya hidup tidak sehat, faktor genetik, dan usia di atas 45 tahun.

Diabetes disebabkan oleh berbagai faktor, tergantung pada jenisnya. Terdapat dua jenis diabetes utama:

Diabetes Tipe 1:

Diabetes tipe 1 disebabkan oleh gangguan sistem kekebalan tubuh yang menyerang dan merusak sel-sel pankreas yang menghasilkan insulin. Hal ini mengakibatkan kurangnya insulin dalam tubuh untuk mengatur kadar glukosa dalam darah.

Diabetes Tipe 2:

Diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh tidak merespons insulin dengan baik atau tidak memproduksi cukup insulin. Faktor risiko diabetes tipe 2 meliputi kelebihan berat badan, gaya hidup tidak sehat, faktor genetik, dan usia di atas 45 tahun.

Gejala diabetes dapat bervariasi tergantung pada jenisnya dan tingkat keparahannya.

Beberapa gejala umum diabetes meliputi:

  • Sering merasa haus dan lapar
  • Sering buang air kecil
  • Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
  • Kelelahan dan kelemahan
  • Luka sulit sembuh
  • Penglihatan kabur
  • Gatal-gatal pada kulit
  • Kesemutan atau mati rasa pada tangan dan kaki (Neuropati Diabetes)

Diagnosis diabetes melitus biasanya melibatkan tes darah seperti tes glukosa darah puasa, tes toleransi glukosa oral, atau tes hemoglobin A1c (HbA1c).

Komplikasi yang mungkin terjadi akibat diabetes melitus termasuk penyakit jantung, kerusakan saraf, gagal ginjal, gangguan penglihatan, dan luka yang sulit sembuh, terutama pada kaki.

Mengelola diabetes melitus melibatkan perubahan gaya hidup seperti menjalani diet seimbang, berolahraga secara teratur, menjaga berat badan yang sehat, dan mengontrol tekanan darah dan kolesterol.

Selain itu, penggunaan obat-obatan dan insulin mungkin diperlukan sesuai dengan rekomendasi dokter.

Mengkonsumsi Herbal Glukovas sangat membantu menurunkan kadar gula darah dan  mencegah terjadinya komplikasi akibat penyakit diabetes.

Bisa dan tidaknya diabetes tipe 1 tidak dapat sembuh secara total karena disebabkan oleh kekurangan insulin permanen akibat kerusakan sel pankreas.

Namun, diabetes tipe 2 dapat dikendalikan atau bahkan dibalikkan dengan perubahan gaya hidup sehat, termasuk mengatur pola makan, berolahraga secara teratur, dan menjaga berat badan yang sehat.

Dalam beberapa kasus diabetes tipe 2 dapat mencapai remisi, di mana kontrol gula darah menjadi normal, tetapi perlu diawasi secara berkala untuk mencegah kambuhnya penyakit.