penyakit diabetes melitus

Memahami Diabetes Melitus dan Cara Mengelolanya

Penyakit Diabetes Melitus atau gula darah tinggi menjadi masalah serius di Indonesia dengan tingkat penyebaran mencapai 6,9% pada tahun 2018, seperti yang dilaporkan Kementerian Kesehatan RI. Hal ini menunjukkan bahwa hampir 7 dari 100 orang dewasa menderita penyakit tersebut. Penyebabnya terus meningkat seiring perubahan gaya hidup modern dan kurang sehat.

Daftar isi

Apa itu Diabetes Melitus?

pengertian diabetes melitus

Diabetes Melitus adalah penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah (glukosa) yang terjadi akibat gangguan pada sistem metabolisme tubuh.

Dalam hal ini, diabetes melitus dapat terjadi karena berbagai penyebab, salah satunya kondisi ini terjadi karena pankreas tidak mampu memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif.

Sementara insulin sendiri adalah hormon yang berfungsi untuk mengatur kadar gula darah agar normal.

Penyebab dan Faktor Resiko Diabetes Melitus

Selanjutnya, berikut adalah beberapa penyebab diabetes dan faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya penyakit gula darah tinggi :

1. Faktor Genetik atau Riwayat Keluarga

Pertama-tama, faktor riwayat keluarga berperan besar dalam risiko seseorang terkena diabetes.

Jika orang tua atau saudara kandung Anda memiliki kadar gula darah tinggi, risiko Anda untuk mengidap penyakit ini menjadi lebih tinggi.

Namun, faktor genetik bukanlah satu-satunya penyebab kadar gula darah tinggi.

2. Gaya Hidup

Selanjutnya, peran gaya hidup yang tidak sehat juga mempengaruhi risiko diabetes.

Adapun beberapa faktor gaya hidup yang meningkatkan risiko penyakit gula darah tinggi meliputi kurangnya aktivitas fisik atau olahraga, obesitas atau kelebihan berat badan.

3. Faktor Lingkungan

Selain faktor genetik dan gaya hidup, faktor risiko dari lingkungan juga mempengaruhi seseorang terkena penyakit gula darah tinggi.

Adapun beberapa faktor lingkungan yang berdampak pada risiko diabetes antara lain polusi udara, stres yang berkepanjangan, kurangnya tidur berkualitas.

Dengan memahami penyebab dan faktor risiko diabetes, Anda dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk mengurangi risiko mengidap penyakit ini.

Epidemiologi Diabetes Melitus

epidemiologi diabetes melitus

Pada dekade terakhir ini telah menunjukkan peningkatan prevalensi diabetes yang signifikan di seluruh dunia.

Sejalan dengan itu, penelitian WHO mengungkapkan bahwa Indonesia juga mengalami kenaikan serupa.

Oleh karena itu kita perlu memahami perubahan epidemiologi diabetes dan prediksi untuk masa depan.

Prevalensi Diabetes Melitus di Indonesia dan Dunia

Data dari WHO menunjukan kenaikan prevalensi diabetes yang mencolok.

Salah satunya di Indonesia, jumlah orang yang didiagnosis dengan diabetes meningkat drastis.

Oleh karena itu, kami menyajikan statistik untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang situasi saat ini.

TahunEstimasi PrevalensiKasus Baru Terdiagnosa
20008.4 juta
201012 juta3.6 juta
202016 juta4 juta
2030 (proyeksi)21.3 juta5.3 juta

Pentingnya memahami faktor-faktor yang meningkatkan prevalensi diabetes juga harus ditekankan. Beberapa diantaranya adalah faktor lingkungan, pola makan tidak sehat, dan kurang aktivitas fisik adalah penyebab utama. Oleh karena itu, upaya global dan nasional untuk mengembangkan intervensi kesehatan publik penting untuk merespon peningkatan kasus diabetes.

Berbagai Jenis Diabetes Melitus

Ada beberapa jenis diabetes yang kita kenal sekarang, termasuk diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.

Pertama-tama adalah Diabetes tipe 1 terjadi ketika pankreas gagal membuat insulin, hal ini disebabkan oleh sistem imun yang merusak sel-sel pankreas.

Sementara diabetes tipe 2 terjadi ketika sel-sel resisten terhadap insulin yang diproduksi, hal ini sering kaitkan dengan gaya hidup dan obesitas.

Sedangkan Diabetes gestasional adalah kondisi yang terjadi selama kehamilan dan bisa meningkatkan risiko diabetes tipe 2 nantinya.

SubtipeDeskripsiPenyebab UtamaRisiko Spesifik
Diabetes Tipe 1Pankreas tidak memproduksi insulin.AutoimunResiko seumur hidup, membutuhkan insulin eksternal.
Diabetes Tipe 2Resistensi terhadap insulin.Gaya hidup, genetika, obesitas.Komplikasi jangka panjang, bisa dikelola dengan perubahan gaya hidup.
Diabetes GestasionalMuncul selama kehamilan dan biasanya hilang setelah melahirkan.Perubahan hormonal selama kehamilan.Menyebabkan komplikasi pada ibu dan bayi, meningkatkan risiko diabetes tipe 2 di kemudian hari.
Diabetes InsipidusDiabetes insipidus berkaitan dengan kontrol ginjal atas keseimbangan cairan dan bukan masalah resistensi insulin.Kerusakan ginjal, gangguan kelenjar pituitari, atau penggunaan obat-obatan tertentu.Menyebabkan kerusakan fungsi ginjal dan beresiko pada kematian.

Gejala Diabetes Melitus Secara Umum

gejala atau ciri-ciri diabetes tipe 2

Gejala diabetes awal meliputi rasa haus yang ekstrem, sering buang air kecil, dan kehilangan berat badan yang tak terjelaskan.

Dalam hal ini, untuk mendapat diagnosis yang akurat, tes glukosa darah puasa dan tes toleransi glukosa oral sangat penting.

Selain itu kita juga dapat mengukur HbA1c untuk melakukan kontrol gula darah dalam beberapa bulan terakhir.

Pada intinya, gejala diabetes bisa bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakit.

Namun, beberapa gejala umum yang sering dialami oleh penderita penyakit gula darah tinggi meliputi:

1. Sering Merasa Haus dan Sering Buang Air Kecil

Ketika kadar glukosa darah cukup tinggi, ginjal berusaha mengeluarkan kelebihan gula tersebut melalui urine. Dalam hal ini, proses tersebut mengakibatkan peningkatan produksi urine, yang pada gilirannya mengakibatkan dehidrasi dan meningkatkan rasa haus.

2. Rasa Lapar yang Berlebihan

Pada penderita diabetes, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel dengan efisien, sehingga tubuh merasa kekurangan energi, meskipun asupan makanan cukup.

Hal ini menyebabkan penderita diabetes mengalami rasa lapar yang berlebihan.

3. Penurunan Berat Badan yang Tidak Dapat Dijelaskan

Meskipun makan dalam jumlah banyak, tubuh menggunakan cadangan energi dari lemak dan otot karena ketidakmampuan memetabolisme glukosa.

4. Kelelahan dan Kurang Energi

Sel-sel tubuh tidak mendapatkan pasokan energi yang cukup dari glukosa sehingga mengakibatkan kelelahan.

5. Penglihatan Kabur

Kadar gula darah yang tinggi bisa menarik cairan dari jaringan, termasuk mata, menyebabkan lensa mata bengkak dan mengubah kemampuannya untuk fokus.

6. Luka Lama Sembuh

Kadar gula darah tinggi menghambat proses penyembuhan sehingga mengurangi aliran darah ke area yang terluka.

Cara Mengelola dan Mendiagnosa Diabetes Melitus

bagaimana cara mengelola penyakit diabetes melitus

Kita perlu melakukan pemantauan glukosa tambahan setelah diagnosis diabetes. Hal ini diperlukan agar kita dapat mengontrol gula darah sehingga terhindar dari komplikasi berbahaya gula darah tinggi.

Untuk mendiagnosa penyakit gula darah tinggi, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan, seperti:

1. Tes Glukosa Darah Sewaktu (GDS)

Pemeriksaan kadar gula darah tanpa memperhatikan waktu makan terakhir.

Jika hasilnya lebih dari 200 mg/dL dan disertai gejala gula darah tinggi, dokter akan mendiagnosis pasien dengan hasil positif.

2. Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)

Pasien akan diminta untuk puasa selama 8-12 jam, kemudian minum larutan glukosa.

Kadar gula darah akan diukur sebelum dan 2 jam setelah minum larutan tersebut.

Jika hasilnya lebih dari 200 mg/dL, pasien akan didiagnosis dengan penyakit gula darah tinggi.

3. Tes Hemoglobin A1c (HbA1c)

Untuk diketahui bahwa tes ini mengukur rata-rata kadar gula darah selama 2-3 bulan terakhir.

Jika hasilnya 6,5% atau lebih, pasien akan didiagnosis dengan hasil positif.

Deteksi dini gula darah tinggi sangat penting untuk mencegah komplikasi yang serius, seperti penyakit jantung, stroke, kerusakan ginjal, kebutaan, dan amputasi.

Komplikasi Diabetes Melitus yang Dapat Terjadi

Diabetes melitus, khususnya yang tidak terkontrol dengan baik, dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang dapat mempengaruhi hampir setiap bagian dari tubuh Anda.

Berikut beberapa komplikasi serius yang dapat terjadi akibat diabetes melitus:

1. Neuropati Diabetik

Diperkirakan hingga 50% penderita diabetes akan mengalami neuropati. Ini adalah kondisi di mana kadar gula darah yang tinggi merusak saraf di tubuh, biasanya mempengaruhi kaki dan kaki.

Gejala awal mungkin termasuk kesemutan, nyeri, atau mati rasa di kaki dan tangan.

2. Penyakit Ginjal (Nefropati)

Ginjal memainkan peran krusial dalam menyaring limbah dari darah. Akibat komplikasi diabetes pada ginjal maka dapat merusak unit penyaringan ini, menyebabkan kehilangan kemampuannya untuk menyaring dengan baik.

Dalam kasus yang lebih parah lagi, hal ini dapat menyebabkan penyakit gagal ginjal.

3. Retinopati Diabetik

Komplikasi diabetes melitus pada mata ini mempengaruhi kemampuan penglihatan dan dapat mengarah ke kebutaan.

Kadar glukosa yang tinggi dapat merusak aliran darah pada pembuluh darah di retina mata, menyebabkan pendarahan dan mengaburkan penglihatan.

4. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

Komplikasi diabetes melitus pada jantung meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti atherosklerosis (pembuluh darah yang mengeras), yang dapat mengarah pada serangan jantung, stroke, dan penyakit pembuluh darah lainnya.

5. Penyakit Kaki Diabetik

Infeksi, ulkus (luka diabetes), dan gangren (kematian jaringan) adalah komplikasi diabetes yang bisa berakibat pada amputasi kaki atau anggota gerak lainnya.

6. Gastroparesis

Ini adalah kondisi di mana lambung memperlambat atau berhenti memindahkan makanan ke usus kecil. Ini adalah komplikasi neuropati yang mempengaruhi lambung.

7. Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi

Meskipun bukan komplikasi langsung, banyak orang dengan diabetes melitus juga menderita hipertensi atau tekanan darah tinggi, yang meningkatkan risiko kondisi kesehatan serius lainnya.

Mengingat banyaknya komplikasi yang terkait dengan diabetes melitus, penting untuk memantau dan mengendalikan kadar gula darah dengan rutin, serta menjalani pemeriksaan kesehatan teratur. Di sisi lain, pola makan sehat, olahraga rutin, dan pengobatan yang tepat dapat membantu mencegah atau memperlambat perkembangan komplikasi ini.

Mengelola Penyakit Diabetes Dengan Menu Sehari-Hari

Menyusun menu sehari-hari yang sehat dapat membantu penderita diabetes menjaga gula darah tetap stabil. Pastikan menu Anda mengandung sayuran, buah-buahan, protein rendah lemak, serta karbohidrat kompleks seperti nasi merah atau roti gandum. Jangan lupa untuk memperhatikan porsi makan yang seimbang.

Waktu MakanMakanan
Sarapan
  • Roti gandum dengan telur dadar dan sayuran
  • Yoghurt rendah lemak dengan buah-buahan dan oatmeal
  • Smoothie sayuran dan buah-buahan
Snack Pagi
  • Alpukat atau telur rebus
  • Kacang-kacangan
  • Buah-buahan segar
Makan Siang
  • Ayam panggang/tumis dengan sayuran hijau
  • Salad dengan protein rendah lemak seperti ikan atau tahu
  • Lauk protein rendah lemak seperti ikan atau tahu
Snack Sore
  • Kacang-kacangan
  • Buah-buahan segar
  • Yoghurt rendah lemak
Makan Malam
  • Ikan panggang/tumis dengan sayuran hijau
  • Sup rendah lemak dan sayuran
  • Salad dengan protein rendah lemak seperti tahu atau ayam tanpa kulit
Snack Malam
  • Kacang-kacangan
  • Buah-buahan segar
  • Susu rendah lemak tanpa tambahan gula

Maka dari itu, ingatlah bahwa setiap individu memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda-beda. Dengan kata lain, penyesuaian menu dengan kondisi kesehatan pribadi dan konsultasi dengan dokter atau ahli gizi dapat membantu menyusun meal plan yang tepat.

Artikel Terkait:

Kesimpulan

Dengan mengikuti kiat-kiat di atas, Anda dapat menjalani hidup sehat dengan diabetes dan mengontrol kadar gula darah dengan lebih baik agar menjadi normal. Kesadaran akan perlunya pencegahan dan pengendalian gula darah perlu ditingkatkan agar masyarakat dapat terhindar dari komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit ini.

FAQ

Diabetes adalah kondisi kronis yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa (gula) dalam darah. Hal ini terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi atau menggunakan insulin dengan baik, yang merupakan hormon yang membantu mengatur kadar glukosa dalam darah dan memungkinkan sel-sel tubuh menggunakan glukosa sebagai sumber energi.

Diabetes disebabkan oleh berbagai faktor, tergantung pada jenisnya. Terdapat dua jenis diabetes utama:

  • Diabetes Tipe 1: Diabetes tipe 1 disebabkan oleh gangguan sistem kekebalan tubuh yang menyerang dan merusak sel-sel pankreas yang menghasilkan insulin. Hal ini mengakibatkan kurangnya insulin dalam tubuh untuk mengatur kadar glukosa dalam darah.
  • Diabetes Tipe 2: Diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh tidak merespons insulin dengan baik atau tidak memproduksi cukup insulin. Faktor risiko diabetes tipe 2 meliputi kelebihan berat badan, gaya hidup tidak sehat, faktor genetik, dan usia di atas 45 tahun.

Diabetes disebabkan oleh berbagai faktor, tergantung pada jenisnya. Terdapat dua jenis diabetes utama:

Diabetes Tipe 1:

Diabetes tipe 1 disebabkan oleh gangguan sistem kekebalan tubuh yang menyerang dan merusak sel-sel pankreas yang menghasilkan insulin. Hal ini mengakibatkan kurangnya insulin dalam tubuh untuk mengatur kadar glukosa dalam darah.

Diabetes Tipe 2:

Diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh tidak merespons insulin dengan baik atau tidak memproduksi cukup insulin. Faktor risiko diabetes tipe 2 meliputi kelebihan berat badan, gaya hidup tidak sehat, faktor genetik, dan usia di atas 45 tahun.

Gejala diabetes dapat bervariasi tergantung pada jenisnya dan tingkat keparahannya.

Beberapa gejala umum diabetes meliputi:

  • Sering merasa haus dan lapar
  • Sering buang air kecil
  • Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
  • Kelelahan dan kelemahan
  • Luka sulit sembuh
  • Penglihatan kabur
  • Gatal-gatal pada kulit
  • Kesemutan atau mati rasa pada tangan dan kaki (Neuropati Diabetes)

Diagnosis diabetes melitus biasanya melibatkan tes darah seperti tes glukosa darah puasa, tes toleransi glukosa oral, atau tes hemoglobin A1c (HbA1c).

Komplikasi yang mungkin terjadi akibat diabetes melitus termasuk penyakit jantung, kerusakan saraf, gagal ginjal, gangguan penglihatan, dan luka yang sulit sembuh, terutama pada kaki.

Mengelola diabetes melitus melibatkan perubahan gaya hidup seperti menjalani diet seimbang, berolahraga secara teratur, menjaga berat badan yang sehat, dan mengontrol tekanan darah dan kolesterol.

Selain itu, penggunaan obat-obatan dan insulin mungkin diperlukan sesuai dengan rekomendasi dokter.

Mengkonsumsi Herbal Glukovas sangat membantu menurunkan kadar gula darah dan  mencegah terjadinya komplikasi akibat penyakit diabetes.

Bisa dan tidaknya diabetes tipe 1 tidak dapat sembuh secara total karena disebabkan oleh kekurangan insulin permanen akibat kerusakan sel pankreas.

Namun, diabetes tipe 2 dapat dikendalikan atau bahkan dibalikkan dengan perubahan gaya hidup sehat, termasuk mengatur pola makan, berolahraga secara teratur, dan menjaga berat badan yang sehat.

Dalam beberapa kasus diabetes tipe 2 dapat mencapai remisi, di mana kontrol gula darah menjadi normal, tetapi perlu diawasi secara berkala untuk mencegah kambuhnya penyakit.

Albatha Herbal Nusantara

Albatha Herbal Nusantara

Albatha Herbal Nusantara adalah perusahaan terkemuka di bidang herbal dan perawatan kulit/kecantikan berkualitas di Indonesia. Dengan komitmen tinggi terhadap inovasi dan kualitas produk, Albatha Herbal Nusantara menyediakan solusi alami yang efektif untuk kebutuhan perawatan tubuh dan kulit. Dengan portofolio produk yang luas, perusahaan ini menjadi pilihan utama bagi konsumen yang mengutamakan kesehatan dan kecantikan alami.