penyebab darah tinggi pada ibu hamil dan resikoya

Penyebab Darah Tinggi Pada Ibu Hamil

Kondisi ibu hamil memang cenderung berubah-ubah dan memiliki risiko mengalami beberapa gangguan kesehatan, seperti tekanan darah tinggi atau hipertensi. Terdapat beberapa penyebab darah tinggi pada ibu hamil yang harus diperhatikan dan diwaspadai. Kenapa? Kondisi tekanan darah tinggi pada ibu hamil yang tidak segera ditangani dengan tepat dapat mempengaruhi keselamatan ibu dan janin dalam kandungannya.

Apa saja penyebab dan risiko dari hipertensi yang dialami ibu hamil? Artikel ini akan membahas tentang hipertensi pada ibu hamil!

Sekilas Tentang Darah Tinggi pada Ibu Hamil

Tekanan darah pada ibu hamil memang cenderung tidak stabil sejak memasuki usia kehamilan trimester pertama.

Meskipun wajar, tetapi ibu hamil rentan mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi yang harus diwaspadai.

Apa darah tinggi mempengaruhi janin? Hipertensi tentu saja dapat mengganggu kesehatan ibu hamil maupun janinnya.

Oleh karena itu, ibu hamil sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah maupun pemeriksaan kesehatan lainnya secara rutin.

Berikut ini beberapa gejala yang dialami oleh ibu hamil dengan keadaan hipertensi atau darah tinggi, yaitu:

  • Tekanan darah meningkat hingga 140/90 mmHg untuk pertama kali selama masa kehamilan, tetapi tidak ada tanda-tanda kebocoran protein di ginjal. Kondisi ini akan membaik dan kembali normal 12 minggu setelah proses melahirkan
  • Tekanan darah mengalami peningkatan hingga 140/90 mmHG bahkan setelah kehamilan berusia 20 minggu dengan proteinuria mencapai 0.3 gram/24 jam.
  • Ibu hamil juga akan mengalami pembengkakan tungkai. Kondisi ini sering disebut sebagai preeklamsia. Ibu hamil yang mengalami preeklamsia dapat mengalami kejang-kejang

Penyebab Darah Tinggi pada Ibu Hamil

darah tinggi pada usia muda

Faktor yang memicu terjadinya hipertensi atau tekanan darah tinggi pada ibu hamil cukup beragam.

Memangnya, apa saja penyebabnya? Jika belum tahu, maka berikut ini penyebab ibu hamil dapat mengalami tekanan darah tinggi, yaitu:

1. Faktor Genetik atau Keturunan

Ibu hamil yang memiliki riwayat keluarganya menderita penyakit tekanan darah tinggi memiliki risiko lebih besar mengalaminya.

Risiko ini bahkan juga sangat besar kemungkinan untuk dialaminya bahkan ketika tidak sedang hamil.

2. Sebelumnya Pernah Memiliki Riwayat Darah Tinggi

Penyebab darah tinggi lainnya juga dapat disebabkan karena pernah menderita hipertensi ketika belum hamil.

Selain itu, seseorang yang pernah memiliki riwayat tekanan darah tinggi pada kehamilan pertama juga memiliki kemungkinan hipertensi pada kehamilannya yang kedua dan seterusnya.

3. Menderita Penyakit atau Kondisi Medis Tertentu

Ibu hamil yang mengalami gangguan kesehatan atau kondisi medis tertentu juga memiliki risiko menderita hipertensi selama masa kehamilan.

Penyakit atau kondisi medis tertentu yang dimaksud, yaitu:

  • Mengalami penyakit ginjal
  • Memiliki riwayat penyakit jantung
  • Memiliki penyakit autoimun, misalnya lupus
  • Menderita hipertensi gestasional

Selain itu, ibu hamil yang sedang sakit dan mengkonsumsi penyakit tertentu juga bisa mengalami hipertensi.

Kondisi ini bisa terjadi akibat efek samping dari obat-obatan yang dikonsumsi ibu hamil.

Oleh karena itu, ibu hamil harus benar-benar mendapat penanganan medis khusus dan mengkonsumsi obat yang sudah dianjurkan.

Ingat, obat-obatan yang dikonsumsi bukan hanya bisa menyebabkan hipertensi atau efek samping lainnya, tetapi juga mempengaruhi kondisi janin.

4. Faktor Usia Ibu Hamil

Penyebab darah tinggi pada umumnya memang disebabkan karena faktor usia seseorang.

Orang yang lebih tua bahkan lebih dari 65 tahun lebih berisiko untuk menderita tekanan darah tinggi.

Namun, usia ibu ketika sedang hamil juga bisa menjadi salah satu faktor penyebab tekanan darah naik.

Ibu hamil yang usianya kurang dari 20 tahun ketika sedang hamil memiliki risiko mengalami darah tinggi.

Selain itu, ibu hamil yang usianya juga lebih dari 40 tahun memiliki risiko lebih besar menderita tekanan darah tinggi selama kehamilan.

5. Terjadinya Perubahan Hormon

Hormon di dalam tubuh ibu hamil sangat wajar mengalami berbagai perubahan.

Perubahan pada hormon inilah yang juga bisa menjadi salah satu penyebab ibu hamil mengalami tekanan darah tinggi.

6. Kehamilan Kembar

Penyebab hipertensi pada ibu hamil lainnya juga disebabkan karena sedang mengandung anak kembar.

Kehamilan kembar yang dialami seorang ibu memang memiliki risiko hipertensi lebih tinggi dibanding kehamilan tunggal.

7. Prosedur Bayi Tabung

Seorang wanita mungkin sudah menunggu lama untuk hamil dan memiliki anak.

Tidak heran jika ada yang memutuskan untuk menjalani prosedur bayi tabung.

Ketika sebelumnya pernah menjalani prosedur bayi tabung, maka seorang ibu hamil bisa berisiko mengalami tekanan darah tinggi.

8. Obesitas

Peningkatan berat badan memang wajar dialami oleh seorang ibu hamil.

Namun, jika sebelum kehamilan seorang wanita memiliki kebiasaan pola hidup tidak sehat dan sudah menderita obesitas, maka lebih besar mengalami hipertensi selama kehamilan.

Obesitas pada ibu hamil memang bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan gangguan kesehatan lainnya.

Hal ini karena pembuluh darah akan lebih kaku, sehingga membuat jantung harus bekerja lebih keras.

9. Pola Hidup Tidak Sehat

Penyebab lainnya yang mungkin bisa menimbulkan hipertensi bagi seorang ibu hamil adalah menjalani pola hidup tidak sehat.

Misalnya, malas melakukan olahraga, makan makanan junk food, makanan bergaram tinggi, minum minuman beralkohol, bahkan merokok.

Pola hidup tidak sehat seperti itu tidak hanya membuat ibu hamil mengalami darah tinggi, risiko lebih besarnya dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam rahim.

Artikel Terkait:

Bahayakah Tekanan Darah Tinggi untuk Ibu Hamil?

Tekanan darah yang tinggi atau hipertensi merupakan kondisi berbahaya bagi ibu dan janin dalam kandungannya.

Seberapa bahaya hal ini memicu darah tinggi bagi ibu hamil dan janinnya?

Berikut ini beberapa risiko bahaya darah tinggi bagi ibu hamilyang harus diwaspadai, yaitu:

1. Mengalami Kerusakan Organ Tubuh

Ibu hamil bisa mengalami kerusakan organ tubuh ketika mengalami hipertensi yang parah.

Misalnya, jantung, ginjal, hati, paru-paru bahkan otak.

2. Terlepasnya Plasenta

Plasenta sangat rentan rusak atau bahkan terlepas dari dinding rahim ketika mengalami hipertensi.

Kondisi tersebut bahkan bisa memicu pendarahan yang mengancam nyawa ibu dan janin dalam kandungannya.

3. Terhambatnya Pertumbuhan Janin

Hipertensi yang dialami ibu hamil sangat membahayakan janin dalam kandungannya.

Artinya, janin memiliki risiko mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang terhambat.

4. Aliran Darah ke Plasenta Terganggu

Darah tinggi yang dialami ibu hamil bisa memicu terganggu dafn terhambatnya aliran darah dari tubuh ibu ke plasenta.

Jika hal ini terus terjadi, maka bayi bisa mengalami kekurangan oksigen dan asupan nutrisi untuk pertumbuhannya.
Akibatnya, bayi dalam kandungan bisa mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang terlambat.

Artikel Terkait:

5. Mengalami Persalinan Lebih Cepat

Risiko yang bisa dialami adalah harus melakukan persalinan lebih cepat.

Kondisi ini sangat membahayakan ibu dan bayi dalam kandungannya.

Bayi yang terlahir dapat memiliki berat badan rendah, sehingga bisa memicu gangguan kesehatan lainnya yang membahayakan.

 

Penyebab darah tinggi yang dialami ibu hamil cukup beragam, mulai dari faktor keturunan hingga pola hidup tidak sehat. Darah tinggi tentu saja berbahaya bagi ibu dan janin dalam kandungannya, sehingga harus ditangani dengan penanganan yang tepat.

Pertanyaan Yang Sering Diajukan

Penyebab darah tinggi pada ibu hamil dapat bervariasi, tetapi ada beberapa faktor yang sering terjadi. Salah satu penyebab umum adalah pre-eklamsia, suatu kondisi yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah tinggi dan adanya protein dalam urine ibu hamil. Pre-eklamsia dapat mempengaruhi fungsi organ-organ penting seperti hati, ginjal, dan plasenta. Faktor risiko lainnya meliputi riwayat hipertensi sebelumnya, kehamilan remaja atau lanjut usia, obesitas, kehamilan kembar, dan riwayat keluarga dengan pre-eklamsia. Selain itu, kondisi medis lain seperti diabetes, penyakit ginjal, atau gangguan tiroid juga dapat menjadi faktor penyebab darah tinggi pada ibu hamil.

Ya, stres dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan tekanan darah pada ibu hamil. Ketika mengalami stres, tubuh melepaskan hormon stres seperti kortisol yang dapat meningkatkan tekanan darah. Peningkatan tekanan darah akibat stres dapat berdampak negatif pada kesehatan ibu hamil, terutama jika ia sudah memiliki faktor risiko lain seperti riwayat hipertensi sebelumnya. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk mengelola stres dengan baik melalui metode relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, olahraga ringan, atau berbicara dengan orang terpercaya.

Pola makan yang sehat dan seimbang memiliki peran penting dalam mencegah dan mengendalikan darah tinggi pada ibu hamil. Konsumsi makanan bergizi seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein nabati dapat membantu menjaga tekanan darah normal. Hindari makanan yang tinggi garam, lemak jenuh, dan gula tambahan, karena dapat memperburuk tekanan darah tinggi. Selain itu, membatasi konsumsi kafein dan minuman beralkohol juga dianjurkan. Idealnya, ibu hamil sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan pedoman makan yang sesuai dengan kebutuhan individu mereka.

Albatha Herbal Nusantara

Albatha Herbal Nusantara

Albatha Herbal Nusantara adalah perusahaan terkemuka di bidang herbal dan perawatan kulit/kecantikan berkualitas di Indonesia. Dengan komitmen tinggi terhadap inovasi dan kualitas produk, Albatha Herbal Nusantara menyediakan solusi alami yang efektif untuk kebutuhan perawatan tubuh dan kulit. Dengan portofolio produk yang luas, perusahaan ini menjadi pilihan utama bagi konsumen yang mengutamakan kesehatan dan kecantikan alami.